Rabu, 18 Januari 2017

REVIEW FILM - MR. CHURCH (2016)

IMDB: 7.7/10
ROTTEN TOMATOES: 15% & 80%
Genre: Drama, Comedy

Director: Bruce Beresford
Written: Susan McMartin
Cast: Eddie Murphy - Mr. Church
         Britt Robertson - Charlie
         Natasha McElhone - Marie
         Xavier Samuel - Owen
         Lucy Fry - Poppy
         Christian Madsen - Larson
         McKenna Grace - Izzy
         etc

SAMARINDA - Bagi kalian yang bilang kalau Eddie Murphy selalu bermain peran yang jenaka mungkin kalian belum melihat ini. Di film ini ia menunjukan salah satu performa terbaiknya dan membuktikan kapasitasnya sebagai aktor multitalenta. Mungkin memang jarang sekali ia memerankan peran yang serius, hampir kebanyakan filmnya mulai dari Beverly Hills Cop, Nutty Professor bahkan Norbit tak lepas dari kesan komedinya yang begitu khas. Kali ini di film Mr. Church ia menjelma menjadi aktor yang sangat oscar worthy loh layaknya Morgan Freeman atau Jack Nicholson. Produksi film ini mungkin sangat tertutup sekali, dari deretan penulis, pemain dan bahkan sutradara yang jarang terdengar namanya ini mungkin membuat kalian kurang tertarik untuk menonton. Tapi jangan salah, film ini adalah sebuah film drama tentang kehidupan, apa arti sebuah cinta dan keikhlasan menghadapi sebuah kehilangan.



Plot cerita ini kurang lebih seperti Driving Miss Daisy, seorang pria kulit hitam yang menjadi pengasuh sebuah keluarga. Ya memang tak salah, karena film ini disutradarai oleh Bruce Beresford (Sutradara Driving Miss Daisy). Henry Church (Eddie Murphy) adalah pria yang luar biasa, ia bisa menjadi apa saja. Ia bisa bermain piano, menjahit, menulis, berdansa dll. Namun ia justru memilih menjadi juru masak untuk Marie (Natasha McElhone) dan juga putri semata wayangnya, Charlie (Britt Robertson). Ia di gaji oleh mantan kekasih Marie untuk merawatnya hingga ia tutup usia, karena Marie mengidap penyakit kanker payudara. Perkiraan hanyalah 6 bulan sebelum Marie tutup usia, namun hal itu berlangsung hingga 6 tahun lebih lamanya. Hingga Henry menjadi bagian dari keluarga disana. Plot yang sangat sederhana bukan?

Kekuatan dari film ini adalah naskah yang di tulis begitu sederhana, tidak memaksakan konflik yang terjadi dan pemeranan tokoh yang pas. Sekali lagi, Eddie Murphy membunuh peran yang ia mainkan. Ia menunjukan bahwa ia bukanlah aktor spesialis komedi saja, di masa usia yang tengah menua dan karir yang mulai meredup ku fikir ini salah satu film yang akan mengantarkan dia kembali ke puncak karirnya lagi. Britt Robertson yang memerankan Charlie juga berhasil memerankan karakter dengan baik sekaligus membuat chemistry nya dengan Eddie sangat berhasil. Ia bisa jadi pemeran wanita yang akan sangat di perhitungkan di hollywood.



Mungkin ini drama yang mempunyai ending klise, cerita yang sudah sangat umum. Tapi jika kalian tertarik menonton sebuah film melihat dari esensi peran dan sinematografi ku fikir ini adalah film yang sangat cocok. Tak perlu banyak adegan yang menyusahkan dan penggambaran latarnya juga pas. Background tiap karakter utama juga di tuliskan dengan baik serta mampu di filmkan dengan berhasil. Hampir tidak ada celah di film ini untuk di kritik. Entah mengapa situs film Rotten Tomatoes memberikan rating yang rendah untuk film ini. Padahal ini sudah sangat pas, entah apa yang di pikirkan oleh kritikus masa kini. Mungkin saja publishing dan produksi dari film ini yang tak terlalu "megah" membuat film ini lepas dari jajaran ajang Golden Globe atau bahkan Oscar.

Tapi sungguh, ini film dengan rating A!
Wajib untuk kalian tonton? wajib jika kalian ingin mengaduk perasaan emosi dan melihat performa terbaik dari seorang Eddie Murphy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar