Rabu, 22 Februari 2017

REVIEW FILM - MANCHESTER BY THE SEA (2016)

IMDB: 8.1/10
ROTTEN TOMATOES: 96% & 81%
Genre: Drama

Director: Kenneth Lonergan
Written: Kenneth Lonergan
Cast: Casey Affleck - Lee Chandler
         Michelle Williams - Randi
         Kyle Chandler - Joe Chandler
         Lucas Hedges - Patrick
         C.J. Wilson - George
         etc

SAMARINDA - Sebelum nama film ini masuk dalam nominasi ajang Oscar 2017, saya sudah sangat mengantisipasi film ini. Bukan karena nama sutradara dan jajaran castingnya yang menarik, tetapi nama Casey Affleck seorang yang bikin saya penasaran. Apa lagi setelah mengetahui bahwa ia mendapat nominasi sebagai pemain utama terbaik sekaligus film ini masuk sebagai nominasi best motion picture. Film ini berlatar di kota bernama Manchester By The Sea, sesuai dengan judul filmnya yang sangat menarik. Awal mula Matt Damon di gadang-gadang untuk menjadi sutradara sekaligus pemeran utama. Dengan menggunakan naskahnya dan John Krasinski, akhirnya Matt melepaskan film ini kepada Kenneth Lonergan (Di karenakan jadwal yang padat.). Sepupu Matt sendiri akhirnya di dapuk menjadi pemeran utama dan Matt Damon sebagai produser.

Film ini bercerita tentang seorang pria bernama Lee Chandler (Casey Affleck) yang harus merawat keponakannya setelah sang ayah meninggal (Kyle Chandler). Hubungan antara keponakan dan paman sangat abstrak di jelaskan disini. Karena film ini sendiripun keseluruhan bukan mengenai tentang hubungan mereka. Melainkan tentang reaksi Lee yang harus kembali ke kampung halamannya tersebut. Di hantui oleh trauma masa lalu, Lee sendiri harus bergelut dengan dirinya sendiri menghadapi kenyataan ini. Apa lagi ketika ia bertemu dengan mantan istrinya, Randi (Michelle Williams).



Untuk sebuah plot yang sederhana dan menggunakan premis yang umum, cerita ini seharusnya tak menarik. Namun ini adalah sebuah masterpiece. Di jaman sekarang yang banyak di penuhi film action dan superhero, Manchester By The Sea membawa kita kembali pada jaman-jaman di mana sebuah film di nilai dari sebuah cerita sekaligus akting yang ciamik. Tak salah jika film ini mendapatkan nominasi yang setimpal. Banyak sekali kelebihan dalam film ini, mulai dari sinematografi yang indah, pengambilan gambar tentang sudut-sudut kota yang tenang. Latar belakang di musim salju yang di gambarkan dengan pas. Serta tak kalah ketinggalan soundtrack musik yang di pakai kebanyakan adalah instrumen. Sungguh tepat sekali. Namun, yang paling menarik adalah akting dari masing-masing karakter. Menurutku film ini berhasil dalam jajaran castingnya, mulai dari yang utama hingga figuran. Casey Affleck, Lucas Hedges, dan Michelle Williams masing-masing membawakan karakternya dengan baik. Walaupun Michelle Williams hanya mendapatkan menit yang sedikit, namun ada suatu adegan yang sangat intens sekali ia perankan. Lucas Hedges sendiri berhasil memerankan sebagai Patrick (Keponakan Lee). Pria remaja yang sedang labil dalam masalah cinta dan emosinya.



Namun, yang paling sangat jempolan adalah performa Casey Affleck. Ia dan saudaranya Ben Affleck kini adalah para aktor yang sangat ternama di Hollywood. Walaupun terkadang karirnya sendiri naik-turun dan jarang mendapatkan peran besar, di film ini ia berhasil membuktikan dirinya bahwa bukan hanya Ben Affleck yang ada di perfilman Hollywood, tetapi juga dirinya. Sedikit kekurangan dalam film ini adalah properti yang cukup simpel dan sempitnya gambaran luas tentang latar yang di gambarkan. Terkadang, ada kalanya kita jenuh dengan menonton ini. Tempo yang cukup lambat dan adegan kilas balik yang di edit secara kasar (mungkin sengaja) pasti akan membuat penonton kebingungan. Namun, overall itu tak masalah bagi saya.

Jika banyak sekali orang yang hype dengan La La Land maka saya sendiri lebih menyukai Manchester By The Sea. Sebuah penggambaran simpel tentang perubahan emosi manusia di kala sebelum dan pasca trauma dan konflik dalam memerangi ego dirinya sendiri. Overall, A- untuk rating film ini!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar