Senin, 27 Februari 2017

REVIEW FILM - HACKSAW RIDGE (2016)

IMDB: 8.3/10
ROTTEN TOMATOES: 86% & 92%
Genre: Drama, History, War


Director: Mel Gibson
Written: Robert Schenkkan & Andrew Knight (Screenplay)
Cast: Andrew Garfield - Desmond Doss
         Teresa Palmer - Dorothy Schutte
         Hugo Weaving - Tom Doss
         Nathaniel Buzolic - Hall Doss
         Rachel Griffiths - Rachel Doss
         Luke Bracey - Smitty Ryker
         Vince Vaughn - Sgt Howell
         Sam Worthington - Captain Glover
         etc

SAMARINDA - Semua orang pasti sudah kenal dengan Mel Gibson. Aktor dan sutradara hebat yang sangat kontroversial ini mulai kembali mendapat perhatian positif karena film Hacksaw Ridge. Film ini masuk dalam 6 kategori nominasi oscar dan memenangkan 2 dalam kategori Best Achievment Film Editing & Best Achievment Sound Editing. Walaupun Mel Gibson gagal meraih penghargaan Best Director namun sepertinya tidak menjadi masalah mengingat kualitas dari film ini yang akan terus dikenang oleh penonton. Andrew Garfield yang di dapuk sebagai pemeran utama juga berhasil menunjukan performa terbaiknya. Mantan pemain Spider-Men ini mulai melihatkan kualitasnya dalam seni peran. Di umur yang masih di bilang cukup muda, ia berhasil menjadi memberikan kontribusi yang besar di dalam alur dan cerita film ini.

Film ini berceritakan tentang legenda perang dunia kedua bernama Desmon T. Doss (Andrew Garfield) yang menolak untuk membawa senjata. Dirinya termotivasi untuk menjadi paramedic dan berusaha menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin ketimbang membunuh. Walaupun hal ini awalnya sangat di tentang dan menjadi permasalahan selama di akademi, semua di jalaninya dengan penuh keyakinan dan membawakannya kepada penghargaan tertinggi di militer. Awal mula cerita, kita di suguhkan dengan kehidupan Desmond ketika masih kecil yang mempunyai Ayah seorang veteran perang. Hidup dengan Ayah yang tegas membuat ia menjadi pribadi yang kokoh dan tegar akan keyakinannya. Kehidupan dewasanya pun semakin menarik ketika ia jatuh cinta dengan seorang suster bernama Dorothy Schutte (Teresa Palmer). Kemudian ia yang semakin termotivasi untuk menjadi seorang tentara dan kisah heroiknya pun di mulai.



Film ini mempunyai struktur tangga dramatic yang menarik. Penonton di sajikan dengan 3 latar yang mengantarkan perjalanan Desmond. Pertama kehidupannya di kampung bersama keluarga dan kekasihnya, kedua kehidupan ia selama di camp training yang amat sulit dan penuh konflik dan yang terakhir ketika di medan perang yang akan mengubah takdirnya selamanya. Sutradara berhasil membangun cerita dan mendeskripsikan sebaik mungkin perjalanan sejarah Desmond. Mulai dari bumbu drama dan romantis yang di selipkan di dalamnya, dan konflik-konflik yang ada di markas latihan seperti film Full Metal Jacket. Selama scene di medan perang pun yang paling menarik perhatian saya. Kalian akan di suguhkan adegan yang cukup berdarah layaknya Saving Private Ryan yang sekaligus tetap menjaga drama continuity-nya.

Aktor utama sekaligus figuran disini sangat terpadu dengan rapi. Tidak ada yang jelek dan tidak ada yang terlalu mencolok perhatian. Hugo Weaving, Teresa Palmer, Sam Worthington memainkan karakter mereka dengan pas dan tepat. Tetapi sepertinya Luke Bracey dan Vince Vaughn disini yang bisa di bilang "sedikit" mengambil perhatian penonton. Luke Bracey adalah aktor baru yang sebelumnya terkenal dalam film Point Break reboot dan Vince Vaughn yang keluar dari zona nyamannya sebagai aktor komedian. Namun tetap Andrew Garfield disini yang berperan aktif. Walaupun ia kalah dari Casey Affleck (Manchester By The Sea) di ajang oscar namun penampilannya cukup mengagumkan melihat rentetan karirnya yang dahulu berperan sebagai karakter-karakter yang kurang oscar worthy.



Bagaimanapun juga, selalu ada kekurangan. Tidak ada yang 100% sempurna di dunia ini. Film ini kurang mengupas kefaktualan informasi yang ada di dalamnya. Sutradara Mel Gibson mengakui ada beberapa adegan yang harus tidak di masukan, mengingat ketakutan akan penonton yang merasa terbohongi. Serta chemistry Andrew dan Teresa yang kurang di bangun membuat kesan romantis di dalamnya menjadi hambar. Overall, film ini tetap menarik dan memang pantas masuk nominasi Best Motion Picture. A- rating untuk film ini!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar